skip to main |
skip to sidebar
Pengaruh Penduduk dan Kebudayaan Terhadap Ilmu Sosial
Nama saya Desti Wahyuni dan ini posting
pertama saya.
Postingan pertama yang menyebalkan.
Kenapa? Karena saat saya membuka mata pagi
ini lampu blackberry saya menyala, saya berharap itu adalah pesan dari
seseorang yang spesial dhidup saya. Tapi ternyata? Itu general discussion pada
grup 1IA15 yang memberi tahu bahwa HARI INI DEADLINE TUGAS ILMU SOSIAL DASAR .
What the? Dengan segenap rasa cinta kasih
sayang dan keikhlasan, saya posting tugas pertama, posting pertama saya. Terima
kasih dosen tercinta .
Pertumbuhan penduduk yang signifikan akan berdampak pada perubahan sosial
kehidupan masyarakat Indonesia. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan
dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perilaku dalam masyarakat. Berikut
adalah penjelasan mengenai pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap perkembangan
sosial di masyarakat.
a. Meningkatnya permintaan terhadap kebutuhan sandang, pangan,dan papan
Setiap manusia pasti memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi, yakni
sandang, pangan, dan papan. Tapi tahukah anda? Semakin hari kebutuhan sandang
pangan dan papan semakin berkurang.
1.
Pangan : terlalu banyak manusia serakah dimuka bumi ini, mereka selalu
ingin memperluas rumah, bangunan kantor, membuat gedung gedung bertingkat,
pusat perbelanjaan, dan sebagainya. Banyak manusia serakah yang ingin pamer
harta, karena sekarang tolak ukur kekayaan seseorang DIA FIKIR adalah ukuran
gedung yang dia buat .
2.
Sandang : pakaian yang kita gunakan berasal darimana? Dari kain? Dari benang
wol? Dari sutra? Fikirkan, berapa banyak manusia didunia ini, bahkan sekarang
bukan hanya manusia yang berpakaian, tapi juga binatang. Bayangkan berapa
banyak serat kain, bulu domba, dan kupu-kupu yang terancam setiap harinya.
3.
Papan : menurut survey, setidaknya satu hari ada 10 pohon besar yang
ditebang. Itu dijakarta bagaimana belahan indonesia yang lain? Belahan dunia
yang lain? Manusia terlalu serakah dengan harta mereka.
Thomas
Malthus dalam An Essay on the Principle of
Population (1798), bahwa laju pertumbuhan penduduk
mengikuti pertumbuhan eksponensial dan akan melampaui suplai makanan yang akan
mengakibatkan kelaparan . Sebagai contoh untuk kebutuhan pangan,
pemerintah memiliki BULOG (Badan Urusan Logistik) untuk pemerintah pusatdan
DOLOG (Depot Logistik) untuk pemerintah daerah yang berfungsi salah satunya
untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pangan pokok seperti beras, minyak goreng,
gula, dan lain-lain. Semakin bertambahnya penduduk, maka akan semakin banyak
pula kebutuhan pangan pokok yang harus disediakan oleh DOLOG.Bagaimana jika
kebutuhan sembako yang disediakan oleh DOLOGternyata tidak mampu memenuhi
kebutuhan penduduk di daerah itu? Tentu sembako akan menjadi barang rebutan dan
akan menjadi barang yang langka yang mengakibatkan harganya akan semakin
melonjak dan masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah tidak
mampu membeli kebutuhan pangan tersebut, dan tentu akan berdampak pada
kemiskinan yang kian parah.
b. Berkurangnya lahan tempat tinggal
Untuk memenuhi kebutuhan papan yakni rumah tentu kita memerlukan lahan
untuk membangun. Semakin bertambah banyak penduduk, tentu kebutuhan akan rumah
semakin banyak dan otomatis lahan yang dibutuhkan semakin banyak. Sementara
lahan yang tersedia luasnya tetap. Yang akan terjadi adalah padatnya pemukiman
dan sedikit sekali lahan-lahan kosong yang tersisa karena semakin sedikitnya
lahan yang kosong, akan membuat harga tanah semakin melonjak, dan tentu saja
masyarakat ekonomi menengah ke bawah tidak mampu membeli tanah untuk membangun
rumah, sehingga mereka mencari “lahan” lain untuk tinggal, seperti kolong
jembatan, taman kota, stasiun, emperan toko, dan lain-lain. Dan apa akibatnya? Masyarakat
kelas atas mengeluh dengan kehadiran para tunawisma ini. Padahal mereka sendiri
yang membuat kondisi seperti ini.
c. Meningkatnya investor yang datang
Dengan banyaknya jumlah penduduk akan berakibat menjamurnya pusat
perbelanjaan. Seorang pengusaha tentu akan membangun usahanya ditempat yang
strategis, tempat yang ramai, dan tempat yang menurutnya banyak terdapat
konsumen. Kawasan padat penduduklah yang akan menjadi incaran para investor
atau pengusaha. Untuk daerah perkotaan, para pengusaha akan cenderung untuk
membangun pusat perbelanjaan modern atau yang biasa kita sebut Mall.
Mungkin menurut sebagian besar orang, suatu daerah yang memiliki banyak Mall mencirikan
bahwa daerah tersebut adalah daerah metropolitan yang masyarakatnya cenderung
berada di kelas ekonomi menengah ke atas dan akan mendongkrak gengsi
masyarakat. Padahal fakta yang ada di balik fenomena menjamurnya pusat
perbelanjaan modern adalah meningkatnya sifat konsumtif. Jika jumlah pusat
perbelanjaan di suatu daerah semakin banyak, lama kelamaan akan menimbulkan
sifat konsumtif masyarakat di daerah tersebut.
Sifat konsumtif dapat berujung ke sifat malas, tidak kreatif,dan
akhirnya akan menuju ke arah kemiskinan. Mengapa sifat konsumtif dapat berujung
ke sifat malas ? Hal ini disebabkan karena masyarakat merasa semuanya
sudah tersedia di pusat perbelanjaan tersebut. Sehingga mereka malas untuk
memproduksi sesuatu. Dan akibatnya masyarakat akan terus bergantung pada
keberadaan pusat perbelanjaan tersebut dan menjadi masyarakat yang tidak
produktif.
d. Meningkatnya angka pengangguran
Semakin bertambahnya jumlah penduduk tentu akan meningkatkan jumlah tenaga
kerja yang tersedia. Namun bagaimana jika lapangan pekerjaan yang tersedia
tidak cukup menampung jumlah tenaga kerja yang ada? Tentu hal ini akan
berdampak pada meningkatnya angka pengangguran.
Ledakan penduduk adalah masalah yang harus segera ditangani dengan serius
oleh pihak-pihak yang terkait karena apabila permasalahan ini terus berlanjut
akan mengakibatkan dampak-dampak yang telah dijelaskan. Adapun solusi yang dapat
menyelesaikan permasalahan ledakan penduduk yaitu:
a. Melakukan program transmigrasi
b. Menggalakkan program keluarga berencana
c. Mengoptimalkan lahan dengan menggunakan teknologi.
d. Pemerataan pembangunan
3. Hubungan Antara Masalah Penduduk dengan Perkembangan
Kebudayaan
Terjadinya gerak / perubahan ini disebabkan oleh beberapa hal :
1.
Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri,
misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.
Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup.
Masyarakat yang hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan
masyarakat dan kebudayaan lain, cenderung untuk berubah lebih cepat.
Gerak tersebut tidak hanya disebabkan oleh jumlah penduduk dan
komposisinya, juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan-penemuan baru,
khususnya teknologi dan inovasi.
Perubahan kebudayaan terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang
berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan
lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
Beberapa masalah yang menyangkut proses itu adalah :
o
Unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima
o
Unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima
o
Individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur baru
o
Ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat akulturasi tersebut
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia
sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan
manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya? Dalam sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun
keduanya berbeda tapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta, maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia
dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu jadi maka
manusia yang membuatnya harus patuh terhadap peraturan tersebut. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari
kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu
sendiri. Apa yang tercakup dalam suatu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang
dari kemauan manusia yang membuatnya.
Hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis,
maksudnya saling terkait satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak
dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan.
Analisa terhadap keberadaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan
waktu agar penganalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.
Sumber :
http://www.babelprov.go.id/content/pertumbuhan-penduduk-di-indonesia-rata-rata-149-tahun
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/07/05/lnua4p-prediksi-bkkbn-2011-penduduk-indonesia-241-juta-jiwa
http://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2099763-dampak-negatif-yang-terjadi-akibat/
“http://www.scribd.com/doc/66015084/Ancaman-Dan-Dampak-Ledakan-Penduduk-Terhadap-Kemakmuran-Sosial-Dan-Peningkatan-Peradaban-Manusia-Jawa-Barat”
Widyo Nugroho, Achmad Muchji ; Ilmu Budaya Sosial Dasar;
Universitas Gunadarma, Jakarta, 1996.
hanya ini hasil pekerjaan saya, semoga banyak orang yang
hatinya tersentuh, begitu juga dosen kesayangan . semua
manusia punya salah, semua manusia punya mimpi, tidak ada salahnya jika saya
bermimpi walupun akhirnya mimpi saya salah . jangan
pernah bermimpi seperti saya yang bermimpi ber IP 4 .
0 komentar:
Posting Komentar